Dalam mengajarkan anak ,, sering kali orang tua melakukan kesalahan dalam mengajarkan anaknya. Berikut ini akan saya bahas kesalahan orang tua dalam mengajarkan anak nya.
1. Modelling => mencontohkan hal yang salah pada anak.
Ada banyak contoh dalam hal ini, salah satunya saat orang tua menyuruh anaknya belajar, sedangkan orang tua dengan santainya menonton tv di depan anak. Ini menyebabkan anak menjadi tidak konsentrasi, membuat anak meniru orang tuanya sehingga anak malas untuk belajar dan lebih mementingkan tv.
2. Perkataan orang tua yang salah.
Diam itu emas dan Ucapan itu adalah sebuah doa. Jadi ucapan di hati dengan mulut harus sama. Saat anak bermain hujan-hujanan orang tua melarang anak karena takut masuk angin. Begitu terus hingga anak menjadi hafal, tapi ketika anak bermain berlama-lama dikolam renang orang tua tidak melarang anak. Terjadilah, saat anak selesai bermain hujan-hujan , dia masuk angin. Begitu pula saat orang tua mengajarkan anak, saat orang tua jengkel mengajarkan anak pasti orang tua mengatakan hal-hal yang negatif, seperti bodohlah , ini lah, itu lah, sehingga anak berfikir bahwa dia itu bodoh. Seharusnya sejengkel apapun orang tua harus bisa mengontrol perkataanya. Kalau bisa berkatalah yang baik / yang positif, karna ucapan itu doa.
3. Membentak atau memarahi tanpa member alasan / motifnya.
Yang namanya anak-anak pasti biasalah berbuat salah. Mereka kan masih butuh banyak belajar dari pengalaman hidup sehari – hari. Sehingga kalau mereka berbuat salah, alangkah lebih bijak bagi orang tua untuk memakluminya. Namun kadang orang tua sering lupa, karena kalau yang namanya emosi sudah di ubun-ubun, pasti sangat sulit dari yang namanya marah, dan bahkan kadang sambil membentak, dan mudah-mudahan tidak sampai main tangan. Apakah menurut anda marah kepada anak adalah sesuatu yang efektif dalam mendidik anak? Jawabannya adalah TIDAK. Karena sebenarnya yang anak butuhkan bukanlah perasaan takut , segan, atau perasaan bersalah saja. Yang anak butuhkan adalah nasihat yang berguna agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi kalau anak berbuat salah, alangkah lebih baik bagi orang tua untuk memberikan pengertian kepada anak dengan baik, dan dengan penuh kasih sayang. Dan apabila orang tua terlanjur membentak (karena sudah tidak tahan), maka langkah selanjutnya adalah pendekatan kembali kepada anak. berikan anak alasan dan menasihati .
Yang namanya anak-anak pasti biasalah berbuat salah. Mereka kan masih butuh banyak belajar dari pengalaman hidup sehari – hari. Sehingga kalau mereka berbuat salah, alangkah lebih bijak bagi orang tua untuk memakluminya. Namun kadang orang tua sering lupa, karena kalau yang namanya emosi sudah di ubun-ubun, pasti sangat sulit dari yang namanya marah, dan bahkan kadang sambil membentak, dan mudah-mudahan tidak sampai main tangan. Apakah menurut anda marah kepada anak adalah sesuatu yang efektif dalam mendidik anak? Jawabannya adalah TIDAK. Karena sebenarnya yang anak butuhkan bukanlah perasaan takut , segan, atau perasaan bersalah saja. Yang anak butuhkan adalah nasihat yang berguna agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi kalau anak berbuat salah, alangkah lebih baik bagi orang tua untuk memberikan pengertian kepada anak dengan baik, dan dengan penuh kasih sayang. Dan apabila orang tua terlanjur membentak (karena sudah tidak tahan), maka langkah selanjutnya adalah pendekatan kembali kepada anak. berikan anak alasan dan menasihati .
4. Membuat anak jengkel saat sedang belajar.
Saat belajar anak harus konsentrasi penuh. Jangan membuat anak jengkel saat sedang belajar, karna saat orang sedang jengkel otak bawah sadarnya akan menutup, jadi saat belajar tidak akan masuk ke otak. Saat anak sedang jengkel dengan orang tua , anak pasti tidak akan mendengarkan perkataan orang tua. Masuk telinga kiri kluar telinga kanan. Karna pasword di otak anak sudah mengatakan “benci” , jadi anak tidak akan mendengarkan orang tua nya. Beda dengan saat dalam keadaan senang/biasa, otak bawah sadar akan membuka. Jadi saat sedang senang pasti akan lebih konsentrasi, mudah menerima dengan mudah.
5. Saat anak mendapat nilai baik orang tua diam. Saat anak mendapat nilai jelek orang tua memarahi.
Hargailah usaha seorang anak, waktu ulangan anak mendapat nilai baik , setidaknya pujilah , agar anak bisa lebih semangat dalam belajar. Seperti pembahasan sebelumnya jika anak mendapat nilai jelek jangan mengata-ngatakan anak dengan hal-hal negatif, dukunglah anak , bantu anak untuk belajar.
6. Peristiwa yang anak lihat.
Saya punya cerita , ada seorang wanita , yang sampai umur 40 tahun dia tidak mau menikah. Ternyata itu gara-gara melihat ibunya dipukuli saat wanita itu berumur 7 tahun. Saat dibawa kepsikolog , akhirnya wanita itu menghapus pikiran jeleknya dan mau menikah. Jangan melihatkan sesuatu hingga anak menjadi phobia, buat lah sebuah keluarga harmonis dan buatlah anak berfikir bahwa sebuah keluarga itu harus harmonis. Orang tua Bertengkar di depan anak-anak. Bertengkar itu biasa di dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Namun berusahalah untuk tidak bertengkar di depan anak-anak. Karena pada saat korang tua emosi, biasanya akan keluar kata-kata yang belum pantas sidengar anak-anak. Dan dengan bertengkar di depan anak-anak, kita juga mengajarkan anak-anak untuk selalu menyelesaikan masalah dengan cara panas lho...
7. Tidak pandai menemukan bakat dan minat anak
Banya orang tua, yang mungkin karena kesibukan mereka, tidak sempet mengenal anaknya dari segi bakat dan minta mereka. Orang tua biasanya lebih menilai prestasi anak dari nilai raport anak-anaknya. Kalau nilai raportnya baik, maka orang tua akan merasa bangga. Kalau nilai rapornya kurang baik, maka mereka akan kebakarang jenggot. Padahal disamping dilihat dari nilai raport, setiap anak memiliki kemampuan yang unik, yang biasa disebut dengan bakat. Padahal, semakin dini bakat itu diasah, maka bakat tersebut akan menjadi semakin mudah bertumbuh dan akan semakin berguna kelak pada saat mereka dewasa.
Banya orang tua, yang mungkin karena kesibukan mereka, tidak sempet mengenal anaknya dari segi bakat dan minta mereka. Orang tua biasanya lebih menilai prestasi anak dari nilai raport anak-anaknya. Kalau nilai raportnya baik, maka orang tua akan merasa bangga. Kalau nilai rapornya kurang baik, maka mereka akan kebakarang jenggot. Padahal disamping dilihat dari nilai raport, setiap anak memiliki kemampuan yang unik, yang biasa disebut dengan bakat. Padahal, semakin dini bakat itu diasah, maka bakat tersebut akan menjadi semakin mudah bertumbuh dan akan semakin berguna kelak pada saat mereka dewasa.
8. Membanding-bandingkan dengan saudara kandungnya.
Memiliki teladan yang baik tentu bukanlah hal yang buruk. Apalagi bila sumber teladan tersebut adalah saudaranya kandungnya sendiri. Yang menjadi masalah adalah pada saat orang tua menganak-emaskan salah satu dari mereka. Tentu saja ini akan membawa pengaruh yang tidak baik, terutama pada pihak yang merasa dipandang lebih rendah. Walupun mungkin sang adik lebih cerdas dari kakaknya, jangan sampai orang tua memperlakukan sang adik menjadi terlalu istimewa dibandingkan dengan sang kakak. Sifat iri yang tumbuh di dalam hati sang kakak, bisa menjadi sebuah dendam yang berlarut dan bisa memicu pertengkaran diantara mereka kelak. So.. meski sang adik lebih cerdas dari sang kakak, alangkah lebih bijaksanya bagi orang tua untuk tetap memperlakukan anaknya secara adil. Bila mereka bertengkar, orang tua harus bisa menjadi pembawa damai dan menemukan pihak yang bersalah secara adil. Jangan sampai karena dia adalah anak emas, maka dalam berbagai hal dia harus mendapat segala yang baik.
Memiliki teladan yang baik tentu bukanlah hal yang buruk. Apalagi bila sumber teladan tersebut adalah saudaranya kandungnya sendiri. Yang menjadi masalah adalah pada saat orang tua menganak-emaskan salah satu dari mereka. Tentu saja ini akan membawa pengaruh yang tidak baik, terutama pada pihak yang merasa dipandang lebih rendah. Walupun mungkin sang adik lebih cerdas dari kakaknya, jangan sampai orang tua memperlakukan sang adik menjadi terlalu istimewa dibandingkan dengan sang kakak. Sifat iri yang tumbuh di dalam hati sang kakak, bisa menjadi sebuah dendam yang berlarut dan bisa memicu pertengkaran diantara mereka kelak. So.. meski sang adik lebih cerdas dari sang kakak, alangkah lebih bijaksanya bagi orang tua untuk tetap memperlakukan anaknya secara adil. Bila mereka bertengkar, orang tua harus bisa menjadi pembawa damai dan menemukan pihak yang bersalah secara adil. Jangan sampai karena dia adalah anak emas, maka dalam berbagai hal dia harus mendapat segala yang baik.
9. Komunikasi yang kurang berjalan baik
Kesibukan orang tua juga biasa menjadi alasan dalam hal ini. Karena sibuk kerja untuk menimbun nafkah, maka orang tua menjadi melupakan betapa pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak. Pada intinya, komunikasi yang baik akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang biasa ada antara anak dan orang tua. Dan tentu saja hal ini juga untuk mengatasi masalah kecil berkembang menjadi masalah yang besar.
Kesibukan orang tua juga biasa menjadi alasan dalam hal ini. Karena sibuk kerja untuk menimbun nafkah, maka orang tua menjadi melupakan betapa pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak. Pada intinya, komunikasi yang baik akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang biasa ada antara anak dan orang tua. Dan tentu saja hal ini juga untuk mengatasi masalah kecil berkembang menjadi masalah yang besar.
10. Terlalu memanjakan
Saking sayangnya pada anak, kadang orang tua jatuh pada dosa “terlalu memanjakan anak”. Dosa ini bisa membawa akibat yang tidak baik bagi buah hatinya. Misalnya kedewasaan anak menjadi sulit berkembang, mental anak menjadi mudah nge-drop, sulit mandiri, mudah bergantung pada orang lain, dan masih banyak hal yang lain. Contoh yang lain lagi adalah pada saat ada orang tua yang karena terlalu sayangnya pada anak selalu membela anaknya. Sehingga pada saat anaknya ada masalah pada anak yang lain, dia akan membela buah hatinya secara habis-habisan, tanpa bersikap bijaksana dan tanpa peduli apakah anaknya bersalah atau tidak. Bahaya banget neh yang sampai kaya gini,
Saking sayangnya pada anak, kadang orang tua jatuh pada dosa “terlalu memanjakan anak”. Dosa ini bisa membawa akibat yang tidak baik bagi buah hatinya. Misalnya kedewasaan anak menjadi sulit berkembang, mental anak menjadi mudah nge-drop, sulit mandiri, mudah bergantung pada orang lain, dan masih banyak hal yang lain. Contoh yang lain lagi adalah pada saat ada orang tua yang karena terlalu sayangnya pada anak selalu membela anaknya. Sehingga pada saat anaknya ada masalah pada anak yang lain, dia akan membela buah hatinya secara habis-habisan, tanpa bersikap bijaksana dan tanpa peduli apakah anaknya bersalah atau tidak. Bahaya banget neh yang sampai kaya gini,
11. Terlalu banyak larangan.
Saya memiliki teman seorang bunda. Pada waktu itu saya melihat anaknya sedang bermain pasir yang akan digunakan untuk membangun rumah tetangga sebelah. Lalu saya bertanya pada beliau,”Bu… Kenapa anda membiarkan Dinda bermain pasir?” Dengan tenang bunda itu menjawab sambil tertawa,”Yah… Siapa tahu dia berbakat menjadi seorang insinyur pertambangan.” Yups… Itulah salah salah satu contoh sikap bijak dari seorang bunda kepada anaknya. Dia tidak mau bakat anaknya sulit berkembang karena larangan. Bermain pasir memang bisa menimbulkan penyakit, itu bisa terjadi bila sang anak tidak cuci tangan sebelum makan. Jadi kalau sang anak mau mencuci tangan dan kaki, atau bahkan mandi, terutama sebelum mereka makan, apa salahnya?
Saya memiliki teman seorang bunda. Pada waktu itu saya melihat anaknya sedang bermain pasir yang akan digunakan untuk membangun rumah tetangga sebelah. Lalu saya bertanya pada beliau,”Bu… Kenapa anda membiarkan Dinda bermain pasir?” Dengan tenang bunda itu menjawab sambil tertawa,”Yah… Siapa tahu dia berbakat menjadi seorang insinyur pertambangan.” Yups… Itulah salah salah satu contoh sikap bijak dari seorang bunda kepada anaknya. Dia tidak mau bakat anaknya sulit berkembang karena larangan. Bermain pasir memang bisa menimbulkan penyakit, itu bisa terjadi bila sang anak tidak cuci tangan sebelum makan. Jadi kalau sang anak mau mencuci tangan dan kaki, atau bahkan mandi, terutama sebelum mereka makan, apa salahnya?
12. Tidak tegas dalam mendidik anak-anak.
Ini lah beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Jika ada kekurangan atau kelebihan dalam artikel ini dan jika ada kritik n’ saran silahkan komentari artikel ini.
Terima kasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar