Minggu, 04 Maret 2012

KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENGAJARKAN ANAK NYA.


Dalam mengajarkan anak ,, sering kali orang tua melakukan kesalahan dalam mengajarkan anaknya. Berikut ini akan saya bahas kesalahan orang tua dalam mengajarkan anak nya.
 
1.     Modelling => mencontohkan hal yang salah pada anak.
Ada banyak contoh dalam hal ini, salah satunya saat orang tua menyuruh anaknya belajar, sedangkan orang tua dengan santainya menonton tv di depan anak. Ini menyebabkan anak menjadi tidak konsentrasi, membuat anak meniru orang tuanya sehingga anak malas untuk belajar dan lebih mementingkan tv.

2.    Perkataan orang tua yang salah.
Diam itu emas dan Ucapan itu adalah sebuah doa. Jadi ucapan di hati dengan mulut harus sama. Saat anak bermain hujan-hujanan orang tua melarang anak karena takut masuk angin. Begitu terus hingga anak menjadi hafal, tapi ketika anak bermain berlama-lama dikolam renang orang tua tidak melarang anak. Terjadilah, saat anak selesai bermain hujan-hujan , dia masuk angin. Begitu pula saat orang tua mengajarkan anak, saat orang tua jengkel mengajarkan anak pasti orang tua mengatakan hal-hal yang negatif, seperti bodohlah , ini lah, itu lah, sehingga anak berfikir bahwa dia itu bodoh. Seharusnya sejengkel apapun orang tua harus bisa mengontrol perkataanya. Kalau bisa berkatalah yang baik / yang positif, karna ucapan itu doa.

3.     Membentak atau  memarahi tanpa member alasan / motifnya.
Yang namanya anak-anak pasti biasalah berbuat  salah. Mereka kan masih butuh banyak belajar dari pengalaman hidup sehari – hari. Sehingga kalau mereka berbuat  salah, alangkah lebih bijak bagi orang tua untuk memakluminya. Namun kadang orang tua sering  lupa, karena kalau yang namanya emosi  sudah di ubun-ubun, pasti sangat sulit dari yang namanya marah, dan bahkan kadang sambil membentak, dan mudah-mudahan tidak sampai  main tangan. Apakah   menurut  anda marah kepada anak adalah sesuatu yang  efektif dalam mendidik anak? Jawabannya adalah TIDAK. Karena sebenarnya yang  anak butuhkan bukanlah perasaan takut , segan, atau perasaan bersalah saja. Yang anak butuhkan adalah nasihat yang berguna agar mereka tidak mengulangi  kesalahan yang sama dan bisa menjadi  pribadi yang lebih baik. Jadi kalau anak berbuat salah, alangkah lebih baik bagi orang tua untuk memberikan pengertian kepada anak dengan baik, dan dengan penuh  kasih sayang. Dan apabila orang tua terlanjur membentak (karena sudah tidak tahan), maka langkah  selanjutnya adalah pendekatan kembali kepada anak. berikan anak alasan dan menasihati  .

4.    Membuat anak jengkel saat sedang belajar.
Saat belajar anak harus konsentrasi penuh. Jangan membuat anak jengkel saat sedang belajar, karna saat orang sedang jengkel otak bawah sadarnya akan menutup, jadi saat belajar tidak akan masuk ke otak. Saat anak sedang jengkel dengan orang tua , anak pasti tidak akan mendengarkan perkataan orang tua. Masuk telinga kiri kluar telinga kanan. Karna pasword di otak anak sudah mengatakan “benci” , jadi anak tidak akan mendengarkan orang tua nya. Beda dengan saat dalam keadaan senang/biasa, otak bawah sadar akan membuka. Jadi saat sedang senang pasti akan lebih konsentrasi, mudah menerima dengan mudah.

5.    Saat anak mendapat nilai baik orang tua diam. Saat anak mendapat nilai jelek orang tua memarahi.
Hargailah usaha seorang anak, waktu ulangan anak mendapat nilai baik , setidaknya pujilah , agar anak bisa lebih semangat dalam belajar. Seperti pembahasan sebelumnya jika anak mendapat nilai jelek jangan mengata-ngatakan anak dengan hal-hal negatif, dukunglah anak , bantu anak untuk belajar.

6.    Peristiwa yang anak lihat.
Saya punya cerita , ada seorang wanita , yang sampai umur 40 tahun dia tidak mau menikah. Ternyata itu gara-gara melihat ibunya dipukuli saat wanita itu berumur 7 tahun. Saat dibawa kepsikolog , akhirnya wanita itu menghapus pikiran jeleknya dan mau menikah. Jangan melihatkan sesuatu hingga anak menjadi phobia, buat lah sebuah keluarga harmonis dan buatlah  anak berfikir bahwa sebuah keluarga itu harus harmonis. Orang tua Bertengkar di depan anak-anak. Bertengkar itu biasa di dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Namun berusahalah untuk tidak bertengkar di depan anak-anak. Karena pada saat korang tua emosi, biasanya akan keluar kata-kata yang belum pantas sidengar anak-anak. Dan dengan bertengkar di depan anak-anak, kita juga mengajarkan anak-anak untuk selalu menyelesaikan masalah dengan cara panas lho...

7.     Tidak pandai  menemukan bakat dan minat anak
Banya orang tua, yang mungkin karena kesibukan mereka, tidak sempet mengenal anaknya dari segi bakat dan minta mereka. Orang tua biasanya  lebih menilai  prestasi  anak dari  nilai  raport anak-anaknya. Kalau nilai  raportnya baik, maka orang tua akan merasa bangga. Kalau  nilai  rapornya kurang baik, maka mereka akan kebakarang  jenggot. Padahal  disamping dilihat dari  nilai raport, setiap anak memiliki kemampuan yang unik, yang biasa disebut  dengan bakat. Padahal, semakin dini bakat itu  diasah, maka bakat  tersebut  akan menjadi  semakin mudah bertumbuh dan akan semakin berguna kelak pada saat mereka dewasa.

8.     Membanding-bandingkan dengan saudara kandungnya.
Memiliki teladan yang baik tentu bukanlah hal  yang buruk. Apalagi bila sumber teladan tersebut adalah saudaranya  kandungnya sendiri. Yang menjadi masalah adalah pada saat orang tua menganak-emaskan salah satu dari mereka. Tentu saja ini akan membawa pengaruh yang tidak baik, terutama pada pihak yang merasa dipandang lebih rendah. Walupun mungkin sang adik lebih cerdas dari kakaknya, jangan sampai orang tua memperlakukan sang adik menjadi terlalu istimewa dibandingkan dengan sang kakak. Sifat iri yang tumbuh di dalam hati sang kakak, bisa menjadi sebuah dendam yang berlarut dan bisa memicu pertengkaran diantara mereka kelak. So.. meski sang adik lebih cerdas dari sang kakak, alangkah lebih bijaksanya bagi orang tua untuk tetap memperlakukan anaknya secara adil. Bila mereka bertengkar, orang tua harus bisa menjadi pembawa damai dan menemukan pihak yang bersalah secara adil. Jangan sampai  karena dia adalah anak emas, maka dalam berbagai hal dia harus mendapat segala yang baik.

9.    Komunikasi yang kurang berjalan baik
Kesibukan orang tua juga biasa menjadi alasan dalam hal ini. Karena sibuk kerja untuk menimbun nafkah, maka orang tua menjadi  melupakan betapa pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak.  Pada intinya, komunikasi  yang baik akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang biasa ada antara anak dan orang tua. Dan tentu saja hal ini juga untuk mengatasi  masalah kecil berkembang menjadi masalah yang besar.

10. Terlalu memanjakan
Saking sayangnya pada anak, kadang orang tua jatuh pada dosa “terlalu memanjakan anak”.  Dosa ini bisa membawa akibat yang tidak baik bagi buah  hatinya. Misalnya kedewasaan anak menjadi sulit  berkembang, mental anak menjadi  mudah nge-drop, sulit mandiri, mudah bergantung pada orang lain, dan masih banyak hal yang lain. Contoh yang lain lagi adalah pada saat   ada orang  tua yang  karena terlalu  sayangnya pada  anak selalu  membela anaknya. Sehingga pada saat anaknya ada masalah  pada anak  yang lain, dia akan membela buah hatinya secara habis-habisan,  tanpa bersikap  bijaksana dan tanpa peduli  apakah anaknya bersalah atau tidak. Bahaya banget  neh  yang sampai kaya  gini,

11.  Terlalu banyak  larangan.
Saya memiliki teman seorang bunda. Pada waktu itu saya  melihat  anaknya sedang  bermain pasir  yang akan digunakan untuk membangun rumah tetangga  sebelah. Lalu  saya bertanya pada  beliau,”Bu… Kenapa  anda membiarkan Dinda bermain pasir?”  Dengan tenang bunda itu menjawab sambil  tertawa,”Yah… Siapa tahu dia berbakat  menjadi seorang  insinyur pertambangan.”  Yups…  Itulah  salah salah satu contoh sikap bijak dari  seorang bunda kepada anaknya.  Dia tidak  mau  bakat anaknya sulit berkembang karena larangan. Bermain pasir  memang bisa menimbulkan penyakit,  itu  bisa  terjadi bila sang anak tidak cuci  tangan sebelum makan.  Jadi  kalau  sang anak mau mencuci tangan  dan kaki, atau bahkan mandi,  terutama sebelum mereka makan, apa salahnya?


12. Tidak tegas dalam mendidik anak-anak.

Ini lah beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Jika ada kekurangan atau kelebihan dalam artikel ini dan jika ada kritik n’ saran silahkan komentari artikel ini.
Terima kasih :)


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar